MENGENAL WABAH VIRUS CORONA OLEH dr.MOHAMMAD RUDIANSYAH,M.Kes., SpPD-KGH, FINASIM

Latarnews.com- Coronavirus pertama kali diidentifikasi pada 1960-an, tetapi tidak diketahui dari mana asalnya. Nama corona karena dari bentuknya seperti mahkota. Kadang-kadang, tetapi tidak sering, virus corona dapat menginfeksi hewan dan manusia. Coronavirus merupakan penyebab tersering sakit flu, sinus dan saluran nafas atas lainnya.
Kebanyakan coronavirus menyebar dengan cara yang sama dengan virus penyebab flu lainnya: melalui orang yang terinfeksi batuk dan bersin, dengan menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, atau dengan menyentuh hal-hal seperti gagang pintu yang terpapar bahan seperti percikan ludah yg sangat kecil (droplet) dari orang yang terinfeksi.
Hampir setiap orang mendapatkan infeksi coronavirus setidaknya sekali dalam hidup mereka, kemungkinan besar sebagai anak kecil. Di Amerika Serikat, coronavirus lebih umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin, tetapi siapa pun dapat terkena infeksi coronavirus kapan saja. Indonesia tentu saja sering sekali, paling sering musim hujan.
Gejala-gejala sebagian besar coronavirus mirip dengan infeksi pernapasan atas lainnya, termasuk pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan kadang-kadang demam. Dalam kebanyakan kasus, kita tidak akan tahu apakah kita memiliki coronavirus atau virus penyebab pilek lainnya, seperti rhinovirus.
Bisa pemeriksaan laboratorium, termasuk kultur hidung dan tenggorokan dan pekerjaan darah, untuk mengetahui apakah flu tersebut disebabkan oleh coronavirus. Hasil tes tidak akan mengubah pengobatan gejala, yang biasanya hilang dalam beberapa hari.
Secara umum coronavirus tidak berbahaya yang termasuk self limited disease atau sembuh sendiri. Tetapi jika infeksi coronavirus menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah (tenggorokan dan paru-paru), dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, orang dengan penyakit jantung, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Tapi beberapa tipe ada yang ganas sampai berakibat fatal menelan korban atau kematian seperti SARS, MERS CoV. Saat ini sedang heboh dengan Wuhan Coronavirus yang dapat berakibat fatal. SARS yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome merupakan pneumonia yang disebabkan coronavirus dan sangat fatal. Pada tahun 2003, 774 orang meninggal karena wabah sindrom pernapasan akut (SARS) yang parah. MERS CoV yaitu Middle East Respiratory Syndrome CoronaVirus yang terjadi wabah di Timur Tengah dan sekitar 858 orang telah meninggal karena sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS CoV) ini.
Yang pertama kali muncul pada tahun 2012 di Arab Saudi dan kemudian di negara-negara lain di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Eropa. Pada April 2014, orang Amerika pertama dirawat di rumah sakit untuk MERS CoV di Indiana dan kasus lain dilaporkan di Florida. Keduanya baru saja kembali dari Arab Saudi. Pada Mei 2015, ada wabah MERS CoV di Korea, yang merupakan wabah terbesar di luar Semenanjung Arab. Pada 2015, tidak ada laporan lebih lanjut tentang kasus SARS. MERS CoV dan SARS adalah jenis coronavirus.
Pada awal Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi jenis baru: 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) di Cina yaitu daerah Wuhan sehingga dikenal dengan Wuhan Coronavirus atau Pneumonia Wuhan. Pada akhir Januari, ada 300 kasus yang dikonfirmasi di Tiongkok dan jumlah kematian yang masih dalam satu digit, tetapi meningkat. Dan meskipun penularan di seputar bandara, seorang pendatang membawa kasus pertama ke AS. Saat ini beberapa negara sudah memberikan peringatan terhadap Wabah Wuhan Pneumonia Coronavirus.
Jadi Coronavirus itu sebenarnya Zoonotic atau dari hewan juga. Pada kasus yang baru pneumonia wuhan, terjadi awalnya di pasar hewan, dimana saat itu stok Ular habis. Artinya sedang musim konsumsi ular dan ular banyak makan kelelewar atau tikus yang banyak mengandung coronavirus ini. Tapi setelah diisolasi virus ini berbeda dengan yang lain sehingga merupakan varian baru disebut 2019 novel coronavirus (2019 nCoV).
Jadi hipotesisnya penularan awal dari binatang ke manusia, tapi berikutnya laporan adanya penularan antar manusia. Kasus ini seperti juga SARS dan MERS CoV.
Pencegahan yang paling efektif adalah menghindari kontak yang dekat dengan penderita. Kebersihan pribadi seperti selalu cuci tangan baik dengan air mengalir dan sabun maupun antiseptik instan atau alkohol. Pakai masker bila ada orang yang batuk, pilek dan demam.
Cara penanganannya juga sederhana, istirahat yang cukup, banyak minum dan obat pereda gejala seperti anti demam tapi hindari pemberian aspirin. Yang perlu perhatian adalah bila terjadi infeksi coronavirus yang berat sehingga harus penanganan khusus bahkan sampai perwatan ICU dalam rangka penyelamatan jiwa karena angka kematiannya tinggi dan sangat cepat terjadi perburukan kondisi.
Bandung, 24 Januari 2020