Gunung Sinabung Meletus Lagi

Latarnews.com- Erupsi pertama Gunung Sinabung hari ini terjadi sekitar pukul 10.16 WIB, Senin pagi. Letusan pertama ini mengeluarkan kolom abu setinggi ± 5000 meter di atas puncak Gunung Sinabung.
Saat itu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara.letusan pertama Gunung Sinabung pada Senin pagi terekam di seismograf, dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi selama 1.785 detik. Satu jam kemudian, Gunung Sinabung kembali erupsi. Letusan kedua Gunung Sinabung tersebut terjadi sekitar pukul 11.17 WIB, juga Senin pagi.
Letusan ini terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 120 mm, dengan durasi selama 2.246 detik.
Dua letusan pada Senin pagi menggenapi erupsi Gunung Sinabung dalam 3 hari terakhir menjadi 4 kali. Dua letusan yang lain terjadi pada Sabtu lalu, 8 Agustus 2020. Letusan pertama pada 8 Agustus lalu terjadi sekitar pukul 01.58 WIB. Letusan pada Sabtu dini hari ini sekaligus merupakan erupsi Sinabung yang pertama pada tahun 2020. Erupsi yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi 3644 detik tersebut memunculkan kolom abu setinggi 2.000 meter dari puncak Gunung Sinabung. Ketika erupsi itu berlangsung, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat. Arah gerak abu vulkanik saat itu menuju ke arah timur dengan intensitas sedang hingga tebal. Beberapa jam kemudian, pada 8 Agustus sore atau pukul 17.18 WIB, erupsi terjadi lagi. Letusan Gunung Sinabung itu mendorong lontaran kolom abu setinggi ± 1000 meter di atas puncak, yang berwarna kelabu dan bergerak ke arah timur dan tenggara. Catatan rekaman seismograf menunjukkan erupsi Sinabung ini memiliki amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 2.183 detik.
Berdasarkan analisis PVMBG, erupsi Sinabung pada 8 Agustus lalu termasuk dalam jenis letusan freatik. Sebab, erupsi pada 8 Agustus 2020 tidak didahului oleh kenaikan gempa-gempa vulkanik yang signifikan. Hal itu menandakan tidak ada suplai magma ke permukaan kawah Gunung Sinabung. “Erupsi yang terjadi pada 8 Agustus 2020 lebih diakibatkan oleh overpressure dan aktivitas permukaan,” demikian kesimpulan PVMBG.
FpM